Tuesday, May 3, 2016

Metabolisme Karbohidrat Penderita Diabetes Mellitus

Secara umum, karbohidrat adalah  senyawa organik yang mengandung atom Karbon, Hidrogen dan Oksigen, dan pada umumnya unsur Hidrogen dan oksigen dalam komposisi menghasilkan H2O (Hutagalung, 2004). Karbohidrat dapat dihasilkan dari dalam tubuh manusia sendiri maupun dari luar tubuh manusia. Di dalam tubuh sendiri, karbohidrat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Namun, sebagian besar karbohidrat yang diperoleh oleh tubuh berasal dari makanan yang dikonsumsi oleh manusia, umumnya dari bahan pangan nabati (Hutagalung, 2004). 
Karbohidrat merupakan sumber energi bagi manusia, namun karbohidrat yang dikonsumsi oleh manusia harus dipecah terlebih dahulu untuk dapat menghasilkan energi. Proses pemecahan karbohidrat ini dikenal sebagai proses metabolisme karbohidrat. Proses metabolisme karbohidrat yang dapat menghasilkan energi disebut proses glikolisis. Pada proses ini, glukosa akan dipecah menjadi asam piruvat atau asam laktat sehingga menghasilkan energi dalam bentuk ATP (Indah Sari, 2007).
Proses pemecahan karbohidrat untuk menghasilkan energi berlangsung di dalam sitoplasma sel-sel tubuh. Untuk dapat mencapai sel-sel tubuh, karbohidrat yang berasal dari makanan harus mengalami proses pencernaan dan absorbsi, sehingga dapat ditransportasi ke bagian sel tubuh yang membutuhkan. Pada prosesnya, sumber makanan penghasil karbohidrat yang dikonsumsi akan masuk ke rongga mulut, dimana terdapat  enzim amilase saliva. Enzim ini akan bekerja pada zat pati menghasilkan maltosa dan beberapa glukosa lainnya. Setelah melewati rongga mulut, enzim amilase saliva akan berhenti bekerja dan dilanjutkan oleh kerja enzim amilase penkreas. Jika kerja enzim amilase maksimal, maka di usus halus akan dihasilkan disakarida. Selanjutnya, disakarida tersebut akan dihidrolisis oleh enzim disakaridase spesifik sehingga menghasilkan monosakarida. Hasil dari proses pencernaan dan absorbsi ini adalah glukosa. Glukosa ini akan diangkut oleh peredaran darah dan didistribusikan ke sel-sel tubuh yang membutuhkan. Glukosa yang berada di dalam darah biasa disebut sebagai Kadar Gula Darah (KDG) (Indah Sari, 2007).
Glukosa yang dihasilkan dari proses pencernaan dan absorbsi tadi akan masuk ke dalam sel dan dipecah di dalam sel menjadi energi melalui proses glikolisis yang terjadi pada sitoplasma sel. (Indah Sari, 2007). Proses glikolisis dapat terjadi secara 2 kondisi, yaitu kondisi aerob dan anaerob. Pada kondisi aerob, glukosa akan dioksidasi menjadi asam piruvat, dimana asam piruvat tersebut dapat berpindah dari sitoplasma menuju mitokondria. Di mitokondria, asam piruvat akan dioksidasi menjadi asetil KoA, yang kemudian dapat dioksidasi melalui siklus kreb berdampingan dengan rantai pernapasan. Pada kondisi anaerob, produk akhir yang akan dihasilkan adalah asam laktat. Asam laktat nantinya akan dikeluarkan dari sel, mengikuti peredaran darah membentuk glukosa melalui glukoneogenesis di ginjal (Indah Sari, 2007).
Pada penderita Diabetes Melitus, proses metabolisme karbohidrat yang terjadi tidak berjalan sempurna. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit turunan, yang disebabkan oleh adanya faktor kelainan gen. Kelainan gen tersebut mengakibatkan hilangnya enzim tertentu yang dibutuhkan dalam merangsang suatu proses metabolisme (Suriani, 2012).
Diabetes melitus merupakan gangguan kronik pada metabolisme karbohidrat, protein dan lemak akibat ketidakcukupan sekresi insulin dan resistensi insulin pada jaringan yang dituju (Jafar, 2004). Diabetes melitus dibedakan menjadi dua tipe, yaitu DM 1 dan DM 2. Pada Diabetes melitus tipe 1, penderita sama sekali tidak dapat memproduksi insulin dalam tubuhnya, sedangkan pada diabetes melitus tipe 2, penderita mampu menghasilkan insulin, namun jumlahnya tidak mencukupi. (Jafar, 2004). Diabetes melitus tipe 1 disebut juga Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM), sedangkan diabetes melitus tipe 2 disebut juga Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) (Suriani, 2012).
Insulin adalah hormon yang diproduksi sel beta di pankreas, sebuah kelenjar yang terletak di belakang lambung, yang berfungsi mengatur metabolisme glukosa menjadi energi serta mengubah kelebihan glukosa menjadi glikogen yang disimpan di dalam hati dan otot. (Suriani, 2012). Insulin berupa polipeptida yang dihasilkan oleh sel-sel pankreas. Insulin terdiri atas dua rantai polipeptida. Insulin manusia terdiri atas 21 residu asam amino pada rantai A dan 30 residu pada rantai B. Kedua rantai ini dihubungkan oleh adanya dua buah rantai disulfida (Suriani, 2012).
Diabetes melitus secara umum terjadi karena adanya proses patogenesis (Jafar, 2004). Pada diabetes melitus tipe 1, penderita tidak dapat memproduksi hormon insulin yang disebabkan oleh serangan antibodi pada sel beta pankreas. Sedangkan pada diabetes melitus tipe 2, penderita mampu memproduksi insulin dalam pankreasnya, namun insulin yang ada tidak bekerja dengan baik karena reseptor insulin pada sel berkurang atau berubah strukturnya (Suriani, 2012). Berdasarkan penelitian, 5-10% penderita diabetes merupakan penderita diabetes melitus tipe 1, sedangkan sisanya merupakan penderita diabetes melitus 2 (Jafar, 2004).
Pada penderita diabetes melitus, baik DM 1 maupun DM 2, mampu mencerna dan mengabsorbsi zat-zat pati dari makanan yang dikonsumsi menjadi glukosa, dan mengedarkannya pada sel-sel yang membutuhkan. Namun penderita diabetes melitus tidak dapat mengubah glukosa yang ada menjadi energi, sehingga kadar glukosa yang ada di dalam tubuh menjadi melebihi batas yang seharusnya. Hal tersebut dikarenakan ketiadaan hormon insulin pada DMM tipe 1, dan kurangnya hormon insulin pada DM tipe 2.
Untuk mengatasi penyakit diabetes melitus, penderita dianjurkan melakukan diet dan olahraga yang dikontrol oleh dokter. Diet yang dimaksud adalah diet dari makanan yang manis dan mengandung karbohidrat, sehingga dapat mengurangi kadar glukosa di dalam darah. Sedangkan olahraga yang dilakukan dapat meningkatkan efek insulin pada dalam tubuh, sehingga sangat dianjurkan rajin berolahraga pada penderita diabetes melitus tipe 2 khususnya (Jafar, 2004).

Referensi
Hutagalung, Halomoan. 2004. Karbohidrat. Lecture Paper. Medan: Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.
Indah Sari, Mutiara. 2007. Glikolisis Sebagai Metabolisme Karbohidrat Untuk Menghasilkan Energi. Lecture Paper. Medan: Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.
Jafar, Nurhaedar. 2004. Diabetes Mellitus. Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin.
Suriani, Nidia. 2012. Gangguan Metabolisme Karbohidrat pada Diabetes Melitus. Thesis. Malang: Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya.
  

No comments:

Post a Comment