Obesitas adalah suatu keadaan yang
melebihi dari berat badan relatif seseorang, sebagai akibat penumpukan zat gizi
terutama karbohidrat, lemak dan protein. Kondisi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan
antara konsumsi kalori dan kebutuhan energi, dimana konsumsi kalori terlalu
banyak dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi (Krisno, 2002). Obesitas
adalah suatu keadaan ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi
yang keluar dalam jangka waktu yang lama. Banyaknya konsumsi energi dari
makanan yang dicerna melebihi energi yang digunakan untuk metabolisme dan
aktivitas sehari-hari. Kelebihan energi ini akan disimpan dalam bentuk lemak
dan jaringan lemak sehingga dapat berakibat pertambahan berat badan. Sekitar
50-70% obesitas yang muncul pada remaja cenderung berlanjut hingga dewasa.
Ukuran untuk menentukan seseorang obesitas umumnya dipakai indeks berdasarkan
berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat, disebut
dengan indeks massa tubuh (IMT) atau body mass index (BMI) (WHO, 2006).
Klasifikasi
Internasional untuk berat badan lebih dan obesitas menurut WHO:
Klasifikasi
|
BMI (kg/m2) prinsip cut-off points
|
Kurang
Gizi
|
<18,50
|
Normal
|
18,50
– 24,99
|
Pre-obesitas
|
25,00
– 29,99
|
Obesitas
1
|
30,00-
34,99
|
Obesitas
2
|
35,00-39,99
|
Obesitas
3
|
≥40,00
|
Sumber:
Adaptasi dari WHO, 1995, WHO, 2000, WHO, 2004.
Penyebab obesitas adalah ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan
energy yang keluar dan merupakan akumulasi simpanan energy yang berubah menjadi
lemak (Lestari, 2012). Selain itu, faktor genetik dan lingkungan juga dapat
mengakibatkan terjadinya obesitas. Secara genetik, parental fatness memiliki peran besar dalam penentuan obesitas sang
anak. Bila kedua orang tua mengalami obesitas, maka kemungkinan anaknya
mengalami obesitas adalah 80%. Bila salah satu orang tua mengalami obesitas,
maka kemungkinan anaknya mengalami obesitas adalah 40%. Jika kedua orang tua tidak
mengalami obesitas, maka kemungkinan anaknya mengalami obesitas hanya 14% (Sjarif,
2002). Sedangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi kemungkinan seseorang
mengalami obesitas adalah faktor nutrisi yang dikonsumsi, aktivitas fisik, serta
kondisi lingkungan sosial (Sjarif, 2002).
Implikasi dari penderita obesitas
salah satunya adalah resiko peningkatan terjadinya penyakit kardiovaskular dan gangguan
metabolik seperti penyakit jantung koroner, aterosklerosis, hipertensi,
dislipidemia, diabetes dan gagal jantung (Rompas, 2012). Penyakit
kardiovaskular adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan pada
bagian-bagian yang berhubungan dengan sistem kardiovaskular seperti jantung dan
pembuluh darah (Nurrahman, tanpa tahun).
Sistem peredaran darah atau sistem
kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan
dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari
homeostasis). Komponen organ yang berperan dalam sistem kardiovaskuler antara lain
jantung, pembuluh darah nadi, pembuluh darah balik, paru-paru dan darah
(Nurrahman, tanpa tahun).
Penyakit jantung koroner (PJK)
adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri
koronaria akibat proses arterosklerosis atau spasme atau kombinasi keduanya
(Majid, 2007). PJK merupakan bagian dari penyakit pada sistem kardiovaskular, yang
merupakan masalah di semua negara, baik negara maju maupun negara berkembang.
Penyakit kardiovaskular yang
tadinya hanya menyerang orang dewasa, belakangan mulai menyerang anak-anak usia
remaja. Hal ini dapat terlihat dari studi terbaru mengenai adanya peningkatan
proses arterosklerosis pada dinding vaskuler anak-anak (Atabek et al., 2007
dalam Nurrahman). Selain itu, penyakit lain yang dijumpai pada anak-anak adalah
hiperkolesterolemia, hipertensi dan diabetes mellitus tipe 2, yang dulunya juga
didominasi oleh orang dewasa. Berbagai penyakit tersebut diawali oleh adanya obesitas
pada anak-anak. Obesitas diasosiasikan dengan adanya abnormalitas metabolik (dislipidemia,
insulin resisten dan hiperglikemia) dan hipertensi yang meningkatkan resiko
penyakit kardiovaskuler (Katier et al., 2008 dalam Nurrahman). Sehingga, ada
indikasi bahwa obesitas dapat menyebabkan terjadinya proses arterosklerosis.
Obesitas merupakan pemicu bagi
banyak penyakit berbahaya yang dapat menimbulkan kematian, sehingga harus ada
upaya pencegahan terhadap obesitas khususnya pada anak-anak. Salah satu upaya
pencegahan obesitas adalah dengan konsumsi sayur dan buah-buahan. Sayur dan
buah-buahan mengandung serat dalam jumlah besar, yang diperlukan oleh anak-anak
penderita obesitas. Konsumsi serat akan mengurangi asupan lemak dan garam yang
selanjutnya akan menurunkan tekanan darah dan mencegah peningkatan berat badan
(Sartika, 2011). Selain itu, upaya pencegahan obesitas pada anak-anak adalah
dengan melakukan aktivitas fisik yang teratur. Aktivitas fisik didefinisikan sebagai
pergerakan tubuh khususnya otot yang membutuhkan energi dan olahraga adalah
salah satu bentuk aktivitas fisik. Rekomendasi dari Physical Activity and
Health menyatakan bahwa ‘aktivitas fisik sedang’ sebaiknya dilakukan sekitar 30
menit atau lebih dalam seminggu. Aktivitas fisik sedang antara lain berjalan,
jogging, berenang, dan bersepeda (Mustelin et al., 2009 dalam Sartika). Aktivitas
fisik yang dilakukan setiap hari bermanfaat bukan hanya untuk mendapatkan
kondisi tubuh yangsehat tetapi juga bermanfaat untuk kesehatan mental, hiburan
dalam mencegah stres. Rendahnya aktivitas fisik merupakan faktor utama yang
mempengaruhi obesitas pada anak-anak (Sartika, 2011).
Latihan fisik atau olahraga yang
dilakukan dengan takaran, durasi, dan frekuensi yang tepat, dianggap dapat
memperbaiki profil lemak darah, yaitu menurunkan kadar total kolesterol, LDL, dan
trigliserida. Bahkan olahraga dianggap dapat memperbaiki HDL, yaitu suatu jenis
kolesterol yang kadarnya sulit dinaikkan (Hermansyah. dkk, tanpa tahun). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa latihan atau olahraga yang benar selama 20-30
menit akan menaikkan kemampuan sebesar 35% bila dilakukan 3 kali seminggu dalam
jangka waktu setengah bulan. Bila dilaksanakan selama 6 bulan berturut-turut,
akan diperoleh hasil yang optimal (Hermansyah. dkk, tanpa tahun).
Oleh karena itu, disarankan kepada
anak-anak maupun remaja yang mengalami obesitas untuk melakukan aktivitas fisik
secara rutin dan teratur untuk mengurangi berat badan dan menurunkan resiko
terkena penyakit kardiovaskular. Selain itu juga konsumsi sayur dan buah-buahan
untuk meurunkan kadar lemak dalam tubuh, sehingga tubuh tidak mengalami
obesitas.
Referensi
Atabek,
M.M. et al.. 2007. Evidence For
Association Between Insulin Resistance and Premature Carotid Artherosclerosis
in Childhood Obesity. Pediatric Research 61(3): 345-349
Hermansyah,
dkk. Aktifitas Fisik Dan Kesehatan Mental
Terhadap Kejadian Penyakit Jantung Koroner Pada Pasien Rawat Jalan Di RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo Dan RSUD
Labuang Baji Makassar. Artikel Penelitian. Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin
Katier,
N.V.P. et al.. 2008. Early Cardiac
Abnormalities in Obese Children: Importance of Obesity per se Versus Associated
Cardiovascular Risk Factor. Pediatric Research 64(2):
205-209
Krisno,
A.M.. 2002. Gizi dan Kesehatan. Edisi
Pertama. Jakarta: Bayu Media & UMM Press
Lestari,
Sri. 2012. Faktor Resiko Penyebab
Kejadian Obesitas Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Tahun 2011. Tesis. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Sumatera Utara
Majid,
Abdul. 2007. Penyakit Jantung Koroner:
Patofisiologi, Pencegahan, dan Pengobatan Terkini. Medan: Universitas
Sumatera Utara
Mustelin,
L. et al.. 2009. Physical Activity
Reduces the Influence of Genetic Effects on BMI and Waist Circumference: a
Study in Young Adult Twins. Int. J. Obes. 33: 29-36
Nurrahman.
Obesitas di Kalangan Anak-Anak dan
Dampaknya Penyakit Kardiovaskular. Semarang: Universitas Muhammadiyah
Rompas,
Tracey. C.C.W.. 2012. Hubungan Obesitas
Umum Dan Obesitas Sentral Dengan Penyakit Jantung Koroner Pada Pasien Di
BLU/RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Manado: Universitas Sam Ratulangi
Sjarif,
D.R.. 2002. Obesity in Childhood :
Pathogenesis and Management. Surabaya: Naskah Lengkap National Obesity
Symposium I, Surabaya.
No comments:
Post a Comment