Ulang tahun, ya ulang tahun merupakan salah satu hari dalam satu tahun yang paling ditunggu-tunggu oleh sebagian besar orang. Mengapa demikian? Ulang tahun menandakan seseorang bertambah umurnya sebanyak satu tahun, dan ulang tahun identik dengan bertambahnya kedewasaan seseorang, serta sebagian orang menganggap bertambah kedewasaan berarti akan mendatangkan lebih banyak kemakmuran. Meskipun demikian, ulang tahun yang dialami oleh setiap orang akan berbeda-beda satu dengan lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan tradisi, kepercayaan, dan kebudayaan yang berkembang di kalangan masyarakat. Sebagai contoh, masyarakat Tionghoa akan merayakan ulang tahun dengan berbagai pernak pernik yang bernuansa merah. Apakah alasannya? Mari kita ulas lebih lanjut!
![]() |
Sumber: Google |
Dalam budaya dan tradisi masyarakat Tionghoa, ulang tahun merupakan suatu acara yang membawa kegembiraan dan suka cita, sehingga nuansa yang akan ditampilkan pada saat hari ulang tahun seseorang adalah warna merah. Mengapa warna merah yang dipilih? Mengapa bukan warna hijau atau biru atau bahkan putih? Dalam budaya Tionghoa, warna merah melambangkan adanya kegembiraan dan kesejahteraan, sehingga warna merah akan sangat kental dan sulit terpisahkan dalam ulang tahun ala Tionghoa. Untuk memeriahkan suasana, biasanya di rumah orang yang berulang tahun akan dihias dengan berbagai hiasan, yang tentunya berwarna merah.
Selain berbagai hiasan, tentunya orang yang punya hajatan (re: berulang tahun) akan menyediakan berbagai hidangan makanan untuk menyambut tamu-tamu undangan yang datang. Biasanya si empunya acara akan menyediakan makanan-makanan yang bernuansa chinese food, tetapi tidak jarang juga dewasa ini makanan yang disajikan bernuansa western food. Hal ini dikarenakan adanya globalisasi dan modernisasi yang melanda hampir sebagian kaum muda di kawasan Asia pada umumnya. Meskipun demikian, dalam tradisi Tionghoa, pada saat ulang tahun pasti akan ditemukan makanan yang sama dan identik di setiap acara ulang tahun. Ya, makanan itu adalah mie goreng dan telur merah. Mengapa pada saat ulang tahun perlu ada mir goreng dan telur merah?
Mie goreng yang ada biasa juga disebut mie ulang tahun atau mie panjang umur. Mie memberikan simbol umur panjang pada orang yang berulang tahun, hal ini disimbolkan oleh bentuk mie yang panjang dan tidak terputus-putus. Oleh sebab itu, cara menyantap mie ulang tahun juga tidak boleh sembarangan. Mie ulang tahun harus disantap dengan menggunakan sumpit, dan harus diseruput dari awal hingga ujung mie, dan tidak boleh terputus. Mie tidak boleh digigit sampai mie tersebut masuk semua ke dalam mulut si birthday boy/girl. Mengapa? Karena jika mie tersebut digigit sebelum masuk semua ke dalam mulut, ada kepercayaan yang mengatakan bahwa justru akan membuat umurnya menjadi pendek. Tetapi, jika semua mie diseruput dan baru digigit ketika sampai ke dalam mulut, maka orang tersebut diyakini akan memperoleh hidup panjang. Selain itu, mie yang digigit di dalam mulut melambangkan bahwa suatu saat nanti setiap manusia akan meninggal juga, sehingga tidak boleh ada manusia yang memiliki sifat angkuh dan sombong.
Sebetulnya, pada awal mulanya di Tionghoa, bukan mie yang merupakan makanan wajib saat ulang tahun, melainkan misoa kaki babi. Misoa melambangkan umur yang panjang, sementara kaki babi melambangkan kekuatan dan kesehatan bagi si pemakan. Namun, misoa kaki babi ini kurang populer selain di daerah Taiwan dan Hokkian, sehingga ketika dibawa keluar dari daratan Tionghoa, misoa kaki babi ini digantikan oleh mie goreng.
Selain mie goreng, makanan lain yang wajib tersedia saat ulang tahun adalah telur merah. Apakah itu telur merah? Menurut sejarah yang berkembang, pada jaman dahulu ketika masyarakat Tionghoa masih hidup di dalam lingkaran kemiskinan, telur merupakan makanan yang mahal dan istimewa. Sehingga telur sering kali dianggap melambangkan keistimewaan dan diharapkan mampu menjauhkan orang dari kesusahan. Sementara itu, warna merah pada telur merupakan hasil dari penggunaan pewarna merah, sebagai pelengkap nuansa ulang tahun ala Tionghoa yang serba merah.
No comments:
Post a Comment